Sabtu, 07 Mei 2022

Taman Bacaan Masyarakat sebagai Solusi agar Generasi Muda Indonesia Gemar Membaca


Membaca adalah keterampilan dasar yang diajarkan ketika kita mau masuk SD. Membaca juga memiliki banyak kegunaaan seperti memperluas daya pikir, melatih keterampilan analisis, menambah wawasan, dsb (Sumber : http://sibopaksara.kemdikbud.go.id/artikel-detail/apa-sih-manfaat-membaca). Sayangnya begitu banyak manfaat yang kita peroleh dengan membaca namun peringkat literasi mayarakat Indonesia masih rendah. Menurut data OECD 2019 Indonesia hanya menempati rangking 62 dari 70 negara. Padahal kemajuan suatu bangsa tergantung dari luasnya pengetahuan dan daya berpikir kritis masyarakatnya. Padahal kita memiliki potensi SDM yang besar sekitar 270 juta jiwa penduduk. Sangat disayangkan jika kita memiliki potensi besar namun tidak dimanfatkan sebaik-baiknya.

Menumbuhkan minat membaca harusnya dipupuk sejak dini. Hal itu seharusnya dimulai dari orang tua yang membiasakan diri membacakan dongeng untuk anaknya, menyediakan anggaran khusus untuk membeli buku favorit anak, ajarkan anak meluangkan waktu membaca buku setidaknya 1 buku per hari setelah anak benar-benar menyukai kegiatan membaca buku favoritnya kenalkan anak pada buku pengetahuan seperti ensiklopedia. Selain itu perlu ditelusuri juga alasan orang Indonesia malas membaca karena jika kita tahu penyebabnya maka akan lebih gampang mencari solusinya. Berikut ini ada beberapa alasan yang saya tahu menjadi penyebab orang Indonesia malas membaca antara lain timbulnya generasi instan yang lebih suka melihat sinopsis daripada membaca, mempunyai banyak gadget, harga buku mahal untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah. Untuk masalah terakhir solusi paling tepat adalah memperbanyak jumlah taman bacaan di lingkungan sekitar.

Mengapa saya bilang memperbanyak taman bacaan? Hal ini disebabkan jika kita ingin menyaingi orang Jepang dalam hal literasi kita harus memperbanyak jumlah taman bacaan bahkan jika diperlukan setiap RT dan RW dalam satu kota memiliki taman bacaan karena selama ini jumlah taman bacaan masih terbatas dalam satu kota. Jika ingin taman bacaan tepat sasaran sekaligus disukai generasi muda maka diperlukan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah. Ide ini terlihat ambisius karena memerlukan anggaran yang sangat besar. Namun apa salahnya anggaran yang besar jika tujuannya adalah kebaikan bagi bangsa dan negara?

Langkah awal yang bisa dilakukan pemerintah adalah pemetaan kebutuhan taman bacaan di seluruh wilayah Indonesia. Selanjutnya tim pusat dan daerah menyusun bagaimana konsep taman bacaan yang ideal. Menurut saya taman bacaan masyarakat apalagi untuk menarik minat generasi muda seharusnya tidak memberi aturan yang rumit. Taman bacaan yang ideal harusnya memiliki ruang koleksi dan membaca. Jika mereka sedang bosan membaca, mereka bisa pergi ke fasilitas bermain, ada pusat jajanan, dan fasilitas wifi gratis setiap akhir pekan. Jika pengurus merasa mampu, bisa membayar influencer atau selebriti yang terkenal di kalangan remaja dan anak-anak sebagai bintang tamu ikon taman bacaan dengan tujuan mereka lebih tertarik dengan kegiatan membaca.

Namun mengingat perbedaan geografis, budaya, dan distribusi buku yang tidak merata antara pulau Jawa dan luar Jawa. Maka taman bacaan masyarakat yang ideal versi saya belum tentu menjadi ideal di daerah lain. Belum lagi tantangan eksternal lainnya yang lainnya di tengah kemajuan teknologi sekarang ini. Mengenai anggaran pembangunan taman bacaan, saya sarankan pemakaian DAU disertai pengawasan pemerintah pusat dan daerah agar tidak terjadi penyimpangan.

Sejatinya minat baca seharusnya berasal dari diri sendiri untuk haus mencari ilmu pengetahuan, orang tua yang melek akan manfaat membaca daripada mencekoki anaknya dengan gadget canggih, relawan atau mahasiswa yang telaten memberi penyuluhan kepada masyarakat agar lebih memilih buku dibanding smartphone serta tidak lupa peran pemerintah dalam menyediakan taman bacaan yang menarik minat masyarakat terutama anak dan remaja dan mampu bersaing dengan kecanggihan teknologi.

Memperbanyak kuantitas taman bacaan masyarakat di seluruh Indonesia berarti dibutuhkan alokasi dana yang lebih besar. Ide ini memang mengandung resiko tinggi akan tetapi hal ini perlu dicoba. Namun patut diingat tidak ada keberhasilan instan. Jika ingin generasi muda Indonesia memiliki minat baca tinggi dan SDM yang unggul dibutuhkan setidaknya 20 hingga 30 tahun untuk mencapai tujuan itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jadi Nasabah Bijak, Lindungi Diri Sendiri dari Kejahatan Siber Perbankan

   Sumber foto : Pexels   Dulu saat akses internet masih terbatas pada tahun 90-an dan belum merajalela seperti sekarang. Saat itu, kita ha...